Minggu, 17 November 2013

Cara Menghilangkan Jerawat Secara Alami



Menghilangkan jerawat:
1.       Sediakan beberapa daun pepaya segar, lalu cuci hingga bersih di air yang mengalir
2.       Tumbuklah daun pepaya hingga lembut, lalu tambahkan sedikit air
3.       Oleskan ramuan pada wajah secara merata
4.       Diamkanhingga mengering, lalu bersihkan dengan air hangat

Khasiat madu dan putih telur:
1.       Campurkan satu butir putih telur dan satu sendok madu murni. Aduk secara merata.
2.       Oleskan pada wajah secara merata
3.       Lakukan pada siang hari dan biarkan masker hingga kering, kemudian gunakan air hangat untuk membersihkan
4.       Tips ini dapat memperlambat proses penuaan di bagian wajah dan mengencangkan kulit wajah sehingga akan tampak segar dan awet muda.

Menghilangkan bekas jerawat dengan kunyit dan asam jawa:
1.       Sediakan satu ruas asam jawa dan satu ruas kunyit
2.       Parut asam jawa dan kunyit
3.       Campurkan parutan asam jawa dan kunyit dan tambahkan sedikit air
4.       Oleskan ramuan tersebut pada wajah sebagai masker
5.       Diamkan selama 20 menit, lalu basuh wajah dengan air hangat hingga bersih.


Sumber: awet muda tetap cantik dan sehat alami karya raisa nuha muklatul aiwah

Cara Mencegah Kerontokan Rambut



CARA MENCEGAH KERONTOKAN RAMBUT
Ø  Keramas Pagi Dengan Teh Basi
Langkah-langkahnya
1.       Ambil teh basi secukupnya
2.       Pada pagi hari keramaslah dengan teh basi
3.       Lakukan selama dua minggu setiap harinya
4.       Pastikan teh tidak mengandung gula

Ø  Manfaat Kayu Manis
Langkah-langkahnya
1.       Sediakan 1 sendok teh kayu manis bubuk, 1 sendok makan madu, dan 1 sendok makan minyak zaitun
2.       Campurkan dan aduk hingga rata
3.       Oleskan campuran tersebut pada kulit kepala Anda
4.       Berikan pijatan perlahan-lahan untuk hasil maksimal
5.       Diamkan selama 10-15 menit agar ramuan bereaksi maksimal
6.       Bersihkan rambut Anda dengan keramas seperti biasa hingga bersih

Tips mencegah kerontokan dan uban:
1.       Gunakan satu jenis merek sampo saja yang cocok dengan rambut Anda.
2.       Jangan terlalu sering menggunakan pengering rambut karena akanmenurunkan tingkat kelembaban kulit
3.       Sisirlah rambut Anda saat kering. Jika terpaksa menyisir saat rambut masih basah, gunakanlah sisir yang bergigi jarang dan sisirlah secara perlahan
4.       Biasakan keramas dengan air dingin
5.       Pakailah penutup kepala agar rambut tidak mempunyai kontak langsung dengan sengatan sinar matahari.



Ssumber: awet muda tetap cantik dan sehat alami karya raisa nuha muklatul aiwah

 

Senin, 11 November 2013

macam-macam paragraf



BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
B.    Rumusan Masalah
Pada kesempatan kali ini kami akan membahas tentang
1.    Pengertian Paragraf
2.    Syarat Paragraf
3.    Ciri-ciri Paragraf
4.    Fungsi Paragraf
5.    Macam-macam Paragraf
6.    Teknik Pengembangan Paragraf

C.    Tujuan


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Paragraf
Paragraf (dari bahasa Yunani paragraphos, "menulis di samping" atau "tertulis di samping") adalah suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide. Paragraf mempunyai beberapa pengertian: (1) paragraf ialah karangan mini. Artinya, semua unsur karangan yang panjang ada dalam paragraf; (2) paragraf adalah satuan bahasa tulis yang terdiri dari beberapa kalimat yang tersususn secara runtut, logis, dalam satu kesatuan ide yang tersusun lengkap, utuh, dan padu; (3) paragraf merupakan bagian dari suatu karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan suatu informasi dengan pikiran utama sebagai pengendalinya dan pikiran penjelas sebagai pendukungnya; (4) paragraf yang terdiri atas satu kalimat berarti yang tidak menunjukkan ketuntasan atau kesempurnaan.
Sebuah paragraf biasanya terdiri dari pikiran, gagasan, atau ide pokok yang dibantu dengan kalimat pendukung. Paragraf non-fiksi biasanya dimulai dengan umum dan bergerak lebih spesifik sehingga dapat memunculkan argumen atau sudut pandang. Setiap paragraf berawal dari apa yang datang sebelumnya dan berhenti untuk dilanjutkan. Paragraf umumnya terdiri dari tiga hingga tujuh kalimat semuanya tergabung dalam pernyataan berparagraf tunggal. Dalam fiksi prosa, contohnya; tapi hal ini umum bila paragraf prosa terjadi di tengah atau di akhir. Sebuah paragraf dapat sependek satu kata atau berhalaman-halaman, dan dapat terdiri dari satu atau banyak kalimat. Ketika dialog dikutip dalam fiksi, paragraf baru digunakan setiap kali orang yang dikutip berganti.
B.     Syarat-syarat Paragraf
Paragraf yang baik dan efektif harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
I.       Kesatuan
Yang dimaksud kesatuan dalam paragraf yaitu semua kalimat yang membina paragraf itu secara bersama-sama menyatakan suatu hal, suatu tema tertentu. Sebuah paragraf yang memiliki kesatuan bisa saja mengandung beberapa hal atau beberapa perincian, tetapi semua unsur  tadi harus haruslah bersama-sama digerakkan untuk menunjang sebuah maksud tunggal atau tema tunggal. Maksud tunggak itulah yang ingin disampaikan oleh penulis dalam paragraf itu.

Koherensi
Koherensi ialah kekompakkan hubungan antara sebuah kalimat dan kalimat yang lain yang membentuk paragraf itu, atau koherensi atau kepaduan baik dari aspek makna.
Ada tiga macam metode untuk mencapai keterpautan yaitu:
a.       Kata dan Frasa Peralihan
1.      dan, tetapi, karena, sebab, namun, maka, tentu, memang, lagi, atau, melainkan, pun, selanjutnya, malah,bahkan, meskipun, begitu, walupun demikian, karena itu, tambahkan lagi, bagaimanapun juga, lagi pula, di satu pihak-di pihak lain, baik-maupun, pun-lah, sementara itu.
2.      pertama, kedua, ketiga:  selanjutnya, kemudian, jadi, sebab itu, akhirnya.
b.      Pengulangan Kata yang Penting
c.       Pengacauan dengan Kata Ganti
1.      ia, mereka, -nya.
2.      Ini, itu, tadi, begitu, demikian, di atas.
II.    Pertautan Antarparagraf
Tiga upaya peralihan yang lazim dipakai untuk mencapai pertautan:
a.       Pemakaian kata atau frase peralihan seperti: (begitu) pula, berikut, lain, namun, selanjutnya, tambahan lagi, maka, akhirnya, pada awal paragraf memberikan isyarat kepada pembaca tentang kesinambungan gagasan dengan paragraf sebelumnya.
b.      Pengulangan pemakain pada permulaan paragraf dari kata penting yang terdapat dalam paragraf sebelumnya akan membantu pembaca mengenali kembali hal yang telah diutarakan sehingga terasa kesinambungan jaln pikiran penulis.
c.       Pemakain Promina (kata ganti) pada awal paragraf untuk merujuk ke sebuah nomina atau kelompok nomina dalam paragraf sebelumnya juga memudahkan pembaca mengikuti jalan pikiran penullis yang sinambung. Misalnya, ia, itulah (sebabnya), demikianlah, (yang tersebut) di atas.
III. Paragraf Peralihan
Dalam makalah yang panjang kadang-kadang paragraf yang utuh berfungsi sebagai upaya peralihan. Paragraf itu merupakan bagian tata susunan karangan karena sifatnya terutama menghubungkan serangkaian gagasan.
IV. Kelengkapan Paragraf
Sebuah paragraf dikatakan lengkap apabila di dalamnya terdapat kalimat-kalimat penjelas secar lengkap untuk menunjuk pokok pikiran atau kalimat utama. Cirri-ciri kalimat penjelas yaitu berisi penjelasan berupa rincian, keterangan, dan contoh.
V.    Pengembangan Paragraf
Paragraf dapat dikembangkan dengan cara pertentangan, perbandingan, analogi, contoh, sebab akibat, definisi, dan klasifikasi.
C.     Ciri-ciri Paragraf
Ciri-ciri paragraf:
1.      Kalimat pertama bertakuk ke dalam   lima ketukan spasi untuk jenis karangan ilmiah formal misalnya: makalah, skripsi, tesis, dan disertasi. Karangan berbentuk turus yang tidak bertakuk (block style) ditandai dengan jarak spasi merenggang, satu spasi lebih banyak daripada jarak antarbaris lainnya.
2.      Paragraf menggunakan pikiran utama (gagasan utama) yang dinyatakan dalam kalimat topic.
3.      Setiap paragraph menggunakan sebuah kalimat topic dan selebihnya menggunakan kalimat pengembang yang berfungsi menjelaskan, menguraikan, atau menerangkan pikiran utama yang ada dalam kalimat topic.
4.      Paragraf menggunakan pikiran penjelas (gagasan penjelas) yang dinyatakan dalam kalimat penjelas.

D.    Fungsi Paragraf
Fungsi paragraf:
1.    Mengekspresikan gagasan penulis dengan member bentuk suatu pikiran dan persaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam satu kesatuan.
2.    Menandai peralihan (penggantian) gagasan baru bagi karangan yang terdiri dari beberapa paragraf, ganti paragraf berarti gantipikiran.
3.    Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis dan memudahkan pemahaman bagi pembacanya.
4.    Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit pikiran yang lebih kecil.
5.    Memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri dari beberapa variabel.

E.     Macam-macam Paragraf
Macam-macam paragraf:
 Berdasarkan sifat dan tujuannya, paragraf dapat dibedakan atas:
1.      Paragraf Pembuka
Tiap jenis karangan akan mempunyai paragraf yang membuka atau menghantarkan karangan itu, atau mengantarkan pokok pikiran dalam bagian karangan itu. Sifat-sifat dari paragraf pembuka harus menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menyiapkan pikiran pembaca kepada apa yang akan segera diuraikan. Paragraf pembuka yang pendek jauh lebih baik, karena paragraf-paragraf yang panjang hanya akan menimbulkan kebosanan.
Beberapa cara yang dapat dianjurkan untuk menimbulkan minat pembaca misalnya: mulailah dengan sebuah kutipan, peribahasa, atau anekdot; atau mulailah dengan membatasi arti dari pokok atau subjek tersebut; menunjukkan mengapa subjek tersebut penting; membuat tantangan atas suatu pernyataan atau pendapat; menciptakan suatu kontras yang menarik; mengungkapkan pengalaman pribadi baik menyenangkan maupun yang pahit; menyatakan maksud dan tujuan dari karangan itu; atau dapat juga membuka karangan itu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
2.      Paragraf Penghubung
Paragraf penghubung adalah semua paragraf yang terdapat antara paragraf pembuka dan penutup. Inti persoalan yang akan dikemukakan penulis terdapat dalam paragraf ini.
3.      Paragraf Penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang dimaksudkan untuk mengakhiri karangan atau bagian karangan. Dengan kata lain, paragraf ini mengandung kesimpulan pendapat dari apa yang telah diuraikan dalam paragraf penghubung. Hal yang paling esensial yaitu paragraf itu harus merupakan suatu kesimpulan yang bulat dan betul-betul mengakhiri uraian itu, serta dapat menimbulkan banyak kesan kepada para pembacanya.
Berdasarkan teknik pemaparannya, paragraf dapat dibedakan atas:
1.      Narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa. Ciri-cirinya: ada kejadian, ada pelaku, dan ada waktu kejadian.  Sebuah paragraph narasi hanya ditemukan dalam novel, cerpen, dan hikayat. Contoh:
Anak itu berjalan cepat menuju pintu rumahnya karena merasa khawatir seseorang akan memergoki kedatangannya. Sedikit susah payah dia membuka pintu itu. Ia begitu terkejut ketika daun pintu terbuka seorang lelaki berwajah buruk tiba-tiba berdiri di hadapannya. Tanpa berpikir panjang ia langsung mengayunkan tinjunya ke arah perut lelaki misterius itu. Ia semakin terkejut karena ternyata lelaki itu tetap bergeming. Raut muka lelaki itu semakin menyeramkan, bagaikan seekor singa yang siap menerkam. Anak itu pun memukulinya berulang kali hingga ia terjatuh tak sadarkan diri.
2.      Deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan suatu objek sehingga pembaca seakan bisa melihat, mendengar, atau merasa objek yang digambarkan itu. Objek yang dideskripsikan dapat berupa orang, benda, atau tempat.Ciri-cirinya: ada objek yang digambarkan. Contoh:
Perempuan itu tinggi semampai. Jilbab warna ungu yang menutupi kepalanya membuat kulit wajanya yang kuning nampak semakin cantik. Matanya bulat bersinar disertai bulu mata yang tebal. Hidungnya mancung sekali mirip dengan para wanita palestina.
3.      Eksposisi disebut juga paragraf paparan adalah paragraf yang menginformasikan suatu teori, teknik, kiat, atau petunjuk sehingga orang yang membacanya akan bertambah wawasannya. Ciri-cirinya: ada informasi. Contoh:

Pasar Tanah Abang adalah pasar yang kompleks. Di lantai dasar terdapat Sembilan puluh kios penjual kain dasar. Setiap hari rata-rata terjual tiga ratus meter untuk setiap kios. Dari data ini dapat diperkirakan berapa besarnya uang yang masuk ke kas DKI dari Pasar Tanah Abang.

4.      Argumentasi adalah paragraf yang mengemukakan suatu pendapat beserta alasannya. Ciri-cirinya: ada pendapat dan ada alasannya. Contoh:

Dua tahun terakhir, terhitung sejak Boeing B-737 milik maskapai penerbangan Aloha Airlines celaka, isu pesawat tua mencuat ke permukaan. Ini bias dimaklumi sebab pesawat yang badannya koyak sepanjang 4 meter itu sudah dioperasikan lebih dari 19 tahun. Oleh karena itu, cukup beralasan jika orang menjadi cemas terbang dengan pesawat berusia tua. Di Indonesia, yang mengagetkan lebih dari 60% pesawat yang beroperasi adalah pesawat tua. Amankah? Kalau memang aman, lalu bagaimana cara merawatnya dan berapa biayanya sehingga ia tetap nyaman dinaiki?

5.      Persuasi adalah paragraf yang mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca agar melakukan sesuatu. Ciri-cirinya: ada bujukan atau ajakan untuk berbuat sesuatu. Contoh:
Sebaiknya pemerintah melakukan penghematan. Selama ini, pemerintah boros dengan cara tiap tahun membeli ribuan mobil dinas baru serta membangun kantor-kantor baru dan guest house. Pemerintah juga selalu menambah jumlah PNS tanpa melakukan perampingan, membeli alat tulis kantor (ATK) secara berlebihan, dan sebagainya. Padahal, dana yang dimiliki tidak cukup untuk itu.
Berdasarkan teknik pemaparannya, paragraf dapat dibedakan atas:
1.      Paragraf deduktif adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas. Contoh:
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya membuka usaha baru.
2.      Paragraf Induktif adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan kemudian diakhiri dengan kalimat topik. Paragraf induktif dapat dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu generalisasi, analogi, dan kausalitas.
Generalisasi adalah pola pengembangan paragraf yang menggunakan beberapa fakta khusus untuk mendapatkan kesimpulan yang bersifat umum. Contoh:
Setelah karangan anak-anak kelas tiga diperiksa, ternyata Ali, Toto, Alex, dan Burhan, mendapat nilai delapan. Anak-anak yang lain mendapat nilai tujuh. Hanya Maman yang enam dan tidak seorang pun mendapat nilai kurang. Oleh karena itu, boleh dikatakan anak-anak kelas tiga cukup pandai mengarang.
Yang menjadi penjelasannya di atas adalah:
1.      Pemerolehan nilai Ali, Toto, Alex, Burhan, Maman, dan anak-anak kelas tiga yang lain merupakan peristiwa khusus.
  1. Peristiwa khusus itu kita hubung-hubungkan dengan penalaran yang logis.
  2. Kesimpulan atau pendapat yang kita peroleh adalah bahwa anak kelas tiga cukup pandai mengarang.
  3. Kesimpulan bahwa anak kelas tiga cukup pandai mengarang, mencakup Ali, Toto, Alex, Burhan, Maman, dan anak-anak lainnya. Dalam kesimpulan terdapat kata cukup karena Maman hanya mendapat nilai enam. Jika Maman juga mendapat nilai tujuh atau delapan, kesimpulannya adalah semua anak kelas tiga pandai mengarang.
Analogi adalah pola penyusunan paragraf yang berisi perbandingan dua hal yang memiliki sifat sama. Pola ini berdasarkan anggapan bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi maka akan ada persamaan pula dalam bidang yang lain. Contoh:
Alam semesta berjalan dengan sangat teratur, seperti halnya mesin. Matahari, bumi, bulan, dan binatang yang berjuta-juta jumlahnya, beredar dengan teratur, seperti teraturnya roda mesin yang rumit berputar. Semua bergerak mengikuti irama tertentu. Mesin rumit itu ada penciptanya, yaitu manusia. Tidakkah alam yang Mahabesar dan beredar rapi sepanjang masa ini tidak ada penciptanya? Pencipta alam tentu adalah zat yang sangat maha. Manusia yang menciptakan mesin, sangat sayang akan ciptaannya. Pasti demikian pula dengan Tuhan, yang pasti akan sayang kepada ciptaan-ciptaan-Nya itu.
Dalam paragraf di atas, penulis membandingkan mesin dengan alam semesta. Mesin saja ada penciptanya, yakni manusia sehingga penulis berkesimpulan bahwa alam pun pasti ada pula penciptanya. Jika manusia sangat sayang pada ciptaannya itu, tentu demikian pula dengan Tuhan sebagai pencipta alam. Dia pasti sangat sayang kepada ciptaan-ciptaan-Nya itu.
Hubungan Kausal Hubungan kausal adalah pola penyusunan paragraf dengan menggunakan fakta-fakta yang memiliki pola hubungan sebab-akibat. Misalnya, jika hujan-hujanan, kita akan sakit kepala atau Rini pergi ke dokter karena ia sakit kepala. Ada tiga pola hubungan kausalitas, yaitu sebab-akibat, akibat-sebab, dan sebab-akibat 1 akibat 2.
·          
    • Sebab-Akibat
Penalaran ini berawal dari peristiwa yang merupakan sebab, kemudian sampai pada kesimpulan sebagai akibatnya. Polanya adalah A mengakibatkan B. Contoh:
Era Reformasi tahun pertama dan tahun kedua ternyata membuahkan hasil yang membesarkan hati. Pertanian, perdagangan, dan industri, dapat direhabilitasi dan dikendalikan. Produksi nasional pun meningkat. Ekspor kayu dan naiknya harga minyak bumi di pasaran dunia menghasilkan devisa bermiliar dolar AS bagi kas negara. Dengan demikian, kedudukan rupiah menjadi kian mantap. Ekonomi Indonesia semakin mantap sekarang ini. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila mulai tahun ketiga Era Reformasi ini, Indonesia sudah sanggup menerima pinjaman luar negeri dengan syarat yang kurang lunak untuk membiayai pembangunan.
Hal penting yang perlu kita perhatikan dalam membuat kesimpulan pola sebab-akibat adalah kecermatan dalam menganalisis peristiwa atau faktor penyebab.
·          
    • Akibat-Sebab
Dalam pola ini kita memulai dengan peristiwa yang menjadi akibat. Peristiwa itu kemudian kita analisis untuk mencari penyebabnya. Contoh:
Kemarin Badu tidak masuk kantor. Hari ini pun tidak. Pagi tadi istrinya pergi ke apotek membeli obat. Karena itu, pasti Badu itu sedang sakit.
·          
    • Sebab-Akibat-1 Akibat-2
Suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama berubah menjadi sebab yang menimbulkan akibat kedua. Demikian seterusnya hingga timbul rangkaian beberapa akibat. Contoh:
Mulai tanggal 17 Januari 2002, harga berbagai jenis minyak bumi dalam negeri naik. Minyak tanah, premium, solar, dan lain-lain dinaikkan harganya. Hal ini karena Pemerintah ingin mengurangi subsidi dengan harapan supaya ekonomi Indonesia kembali berlangsung normal. Karena harga bahan bakar naik, sudah barang tentu biaya angkutan pun akan naik pula. Jika biaya angkutan naik, harga barang-barang pasti akan ikut naik karena biaya tambahan untuk transportasi harus diperhitungkan. Naiknya harga barang-barang akan dirasakan berat oleh rakyat. Oleh karena itu, kenaikan harga barang harus diimbangi dengan usaha menaikkan pendapatan masyarakat.
3.      Paragraf Campuran adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat topik.Kalimat topik yang ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal paragraf. Contoh:
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bisa maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.
F.      Teknik Pengembangan Paragraf
a.       Cara Pertentangan
Biasanya menggunakan ungkapan-ungkapan seperti: berbeda dari, bertentangan dengan, sedangkan, lain halnya dengan, akan tetapi, dan bertolak belakang dari.
b.      Cara Perbandingan
Biasanya menggunakan ungkapan seperti: serupa dengan, seperti halnya, demikian juga, sama dengan, sejalan dengan, akan tetapi, sedangkan, dan sementara itu.
c.       Cara Analogi
Analogi adalah bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain yang memiliki kesamaan atau kemiripan. Biasanya pengembangan analogi dilakukan dengan bantuan kiasan. Kata-kata yang digunakan yaitu ibaratnya, seperti, dan bagaikan.
d.      Cara Contoh-contoh
Kata seperti : misalnya dan contohnya.
e.       Cara Sebab Akibat
Pengembangan paragraf dengan cara sebab akibat dilakukan jika menerangkan suatu kejadian, baik dari segi penyebab maupun dari segi akibat. Ungkapan yang digunakan yaitu: padahal, akibatnya, oleh karena itu, dank arena.
f.       Cara Definisi
Kata-kata yang digunakan yaitu, adalah, ialah, dan merupakan. Kata yaitu digunakan jika sesuatu yang akan didefinisikan diawali dengan kata kerja atau sifat. Kata adalah digunkan jika sesuatu yang akan didefinisikan diawali dengan kata benda. Kata ialah digunakan jika akan menjelaskan sinonim suatu hal. Kata merupakan digunakan jika akan mendefinisikan pengertian rupa atau wujud.
g.      Cara Klarifikasi
Yaitu pengembangan paragraf melalui pengelompokan berdasarkan cirri-ciri tertentu. Kata-kata yang digunakan yaitu: dibagi menjadi, digolongkan menjadi, terbagi menjadi, dan mengklasifikasikan.




BAB III
KESIMPULAN


DAFTAR PUSTAKA

Alek dan Achmad. 2011. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi .  Jakarta : Kencana.
Arifin, Zaenald. 2002. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Presindo.
Rahardi, Kunjana. 2009. Penyuntingan Bahasa Indonesia untuk Karang-mengarang. Jakarta:  Erlangga.
http://id.wikipedia.org/wiki/Paragraf